Etika Bersyukur
Kamu boleh bersyukur ketika melihat orang yang "menurut kacamatamu" lebih susah darimu, tapi pesanku plis jangan bilang itu di depan orangnya langsung. (Aku sedang menampar diriku sendiri.)
.
Beberapa hari lalu aku mengepost cuitanku di twitter, kurang lebih isinya gini.
"Kalian boleh bersyukur atas apa yang selama ini kalian nikmati, tapi jangan sampai kalian bersyukur setelah membandingkan apa yang kalian nikmati dan apa yang tak bisa orang lain nikmati."
.
Ada yang reply dan dia bilang bahwa sebagian besar orang pasti akan sulit untuk bersyukur jika tidak membandingkan keadaannya dengan orang yang dianggapnya kurang beruntung. Ya kadang hati ini juga sama sih, masih susah mensyukuri nikmat yang diberikan Allah SWT. Tapi menurutku ada satu hal yang luput dari perhatian kita, bahwa kita boleh saja bersyukur ketika melihat keadaan orang lain yang dalam kacamata kita kurang beruntung, tapi jangan sekali-kali kau ungkapkan hal itu didepan mereka.
.
Karena apa yang kita lihat dari kacamata kita tak pernah sama dengan apa yang dia liat dari kacamatanya. Bisa saja kita menganggap keadaannya kurang beruntung, namun dilihat dari kacamatanya hal itu sangat membahagiakan. Sakit rasanya dianggap hidupnya kurang beruntung saat kacamata yang kita gunakan memandang dunia berbeda.
.
Pun juga sebaliknya, kalau kita mengukur kehidupan kita dengan kehidupan milik orang lainyang lebih baik, kapan kita akan bersyukur?
.
Tunggu tunggu.
Ada satu hal yang ingin aku tanyakan.
.
Sudahkah kalian bersyukur karena masih diberi waktu untuk bernafas sampai hari ini? .
.
[In frame, duo sales pisang be lyke wkwk]
.
Gombong, 25 April 2020.

Komentar
Posting Komentar